Jam menunjukan angka 05:30 pagi,
vinna masih terlelap di kasur empuknya ditemani viko boneka anjing
kesayangannya. Ia tidak mendengar bunyi klakson mobil yang hampir sepuluh menit
berbunyi didepan rumahnya, berusaha membangunkan.
“nin, vinna!” ayo bangun...mobil
antar jemputnya sudah menunggu di depan rumah. Teriak mama membangunkan anak
bungsunya. Mama kira kamu sudah mandi kok, tidur lagi, sih!.
Suara keras mama langsung
membangunkan vinna. Ia melompat dari tempat tidurnya dan segera berlari ke
kamar mandi. Ia tidak mau ditinggal mobil antar jemput. Vinna agak malas naik
angkot karena harus melewati jalan yang berputar-putar dulu.
Ma...berangkat! teriak vinna
setelah lima belas menit mempersiapkan diri. Ia pun segera melompat naik ke
mobil antar jemputnya yang telah menunggunya sekitar setengah jam.
Selama perjalanan kesekolah, pak
sandi mengomel terus karna lama menunggu vinna.
Maaf...maaf deh, pa sandi! Semalam
kan vinna tidurnya malam banget. Soalnya harus belajar untuk ulangan hari ini.
Vinna berbohong padahal semalam ia main games PS yang baru ia beli siangnya.
Mendengar penjelasan vinna, pak sandi pun berhenti mengomel. Tapi mereka hampir
terlambat sampai kesekolah karena terkena macet dijalan.
Setiba disekolah teman-teman vinna
mendatanginya dengan geli mereka tertawa sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Vinna
tak mengerti apa yang ditertawakan oleh teman-temannya. Vinna cuek aja dan
terus berjalan menuju kelasnya. Hari ini ada upacara bendera. Vinna sudah
membawa semua perlengkapannya, seperti topi, dan dasi. Kukunya pun sudah
dipotong yang rapi dan bersih.
Vin, kamu mau sekolah atau mau
tidur sih? Tanya rendi sambil tertawa dan terus memandangi vinna dengan geli.
Ya, sekolah ren! Memang kenapa?
Vinna penasaran.
Lihat, tuh kepala anjingnya lucu
sekai! Hahaha. Angga tergerak melihat vinna kebingungan.
Vinna menundukan kepala mencari
apa ada yang salah pada dirinya. Dengan terkejut ia melihat sepasang kepala
anjing yang menghiasi kakinya.
Ya ampun...aku masih pakai sendal
rumah! Seru vinna. Wajahnya memerah malu. Aku, kok tidak sadar tadi, pikirnya
jengkel pada dirinya sendiri.
Lo, linna, kenapa kamu tidak ikut
upacara? Tanya ibu ami. Guru piket yang bertugas memeriksa kelas. Vinna hanya
diam menunduk. Ia tak sanggup mengatakan apa-apa pada ibu amir. Karena vinna
tidak segera menjawab, bu ami pun menghampiri dan melihat sandal vinna. Bu ami
pun segera mengerti untunglah ibu ami yang baik hati itu mulai menghibur vinna.
Setiap orang memang pernah
melakukan kesalahan. Setiap orang pernah lupa. Tapi alangkah baiknya jika kamu
belajar untuk disiplin dan mengatur diri sendiri. Vinna kan sekarang sudah
kelas enam, harus bisa mandiri.
Vinna hanya mengangguk, dalam
hatinya ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi. Bu ami yang baik hati
itu meminjamkan sepasang sepatu yanfg ada dirunang BP. Ia pun tak malu lagi
mengikuti pelajaran dikelas hari itu
0 komentar:
Posting Komentar