Selasa, 18 November 2014

karena bangun kesiangan

Jam menunjukan angka 05:30 pagi, vinna masih terlelap di kasur empuknya ditemani viko boneka anjing kesayangannya. Ia tidak mendengar bunyi klakson mobil yang hampir sepuluh menit berbunyi didepan rumahnya, berusaha membangunkan.
“nin, vinna!” ayo bangun...mobil antar jemputnya sudah menunggu di depan rumah. Teriak mama membangunkan anak bungsunya. Mama kira kamu sudah mandi kok, tidur lagi, sih!.
Suara keras mama langsung membangunkan vinna. Ia melompat dari tempat tidurnya dan segera berlari ke kamar mandi. Ia tidak mau ditinggal mobil antar jemput. Vinna agak malas naik angkot karena harus melewati jalan yang berputar-putar dulu.

Ma...berangkat! teriak vinna setelah lima belas menit mempersiapkan diri. Ia pun segera melompat naik ke mobil antar jemputnya yang telah menunggunya sekitar setengah jam.
Selama perjalanan kesekolah, pak sandi mengomel terus karna lama menunggu vinna.
Maaf...maaf deh, pa sandi! Semalam kan vinna tidurnya malam banget. Soalnya harus belajar untuk ulangan hari ini. Vinna berbohong padahal semalam ia main games PS yang baru ia beli siangnya. Mendengar penjelasan vinna, pak sandi pun berhenti mengomel. Tapi mereka hampir terlambat sampai kesekolah karena terkena macet dijalan.
Setiba disekolah teman-teman vinna mendatanginya dengan geli mereka tertawa sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Vinna tak mengerti apa yang ditertawakan oleh teman-temannya. Vinna cuek aja dan terus berjalan menuju kelasnya. Hari ini ada upacara bendera. Vinna sudah membawa semua perlengkapannya, seperti topi, dan dasi. Kukunya pun sudah dipotong yang rapi dan bersih.
Vin, kamu mau sekolah atau mau tidur sih? Tanya rendi sambil tertawa dan terus memandangi vinna dengan geli.
Ya, sekolah ren! Memang kenapa?
Vinna penasaran.
Lihat, tuh kepala anjingnya lucu sekai! Hahaha. Angga tergerak melihat vinna kebingungan.
Vinna menundukan kepala mencari apa ada yang salah pada dirinya. Dengan terkejut ia melihat sepasang kepala anjing yang menghiasi kakinya.
Ya ampun...aku masih pakai sendal rumah! Seru vinna. Wajahnya memerah malu. Aku, kok tidak sadar tadi, pikirnya jengkel pada dirinya sendiri.
Lo, linna, kenapa kamu tidak ikut upacara? Tanya ibu ami. Guru piket yang bertugas memeriksa kelas. Vinna hanya diam menunduk. Ia tak sanggup mengatakan apa-apa pada ibu amir. Karena vinna tidak segera menjawab, bu ami pun menghampiri dan melihat sandal vinna. Bu ami pun segera mengerti untunglah ibu ami yang baik hati itu mulai menghibur vinna.
Setiap orang memang pernah melakukan kesalahan. Setiap orang pernah lupa. Tapi alangkah baiknya jika kamu belajar untuk disiplin dan mengatur diri sendiri. Vinna kan sekarang sudah kelas enam, harus bisa mandiri.

Vinna hanya mengangguk, dalam hatinya ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi. Bu ami yang baik hati itu meminjamkan sepasang sepatu yanfg ada dirunang BP. Ia pun tak malu lagi mengikuti pelajaran dikelas hari itu

0 komentar:

Posting Komentar