Di sebuah daerah yang jauh dari
bisingnya kota dan ramainya kendaraan. Sebuah desa yang berada dipulau kecil.desa
yang sangat sederhana itu hanya berpenduduk sedikit. Kecil, reot dan pengap
adalah suasana dan kenyataan rumah-rumah didesa itu. Desa makmur jaya adalah
namanya. Ironi mmasyarakat yang tinggal disana jauh dari kata makmur. Bahkan
sangat jauh dari kata jaya. Pendidikan masih menjadi sayatanhati bagi siapa
yang melihatnya.
Disebuah rumah kecil, hiduplah seorang
nenek janda miskin bersama cucunya yang masih sekolah diseberang pulau lain.
Nek ira adalah panggilannya, ia mempunyai cucu satu-satunya, sekaligus menjadi
teman hidupnya selama ini. Yusuf namanya, yusuf sangat menyayangi neneknya.
Bahkan baginya neneknya adalah sosok seorang ibu. Ibu yusuf telah lama
meninggal sejak melahirkan yusuf. Sementgara itu ayahnya pergi merantaui ke
jakarta beberapa bulan kemudian semenjak
kepergian ibunya dan semenjak itu tidak ada sosok ayah dan ibu untuk yusuf.
Dalam hatinya terkadang ada rasa marah
yang membara. Ingin ia memeluk ayahnya namun ia puningin membalas perbuatyan
ayahnya yang telah mensia-siakan dirinya. Ayah..mengapa kau tak izinkan aku
mengenal sosok dirimu. Mengapa kau memilih untuk meninggalkanku? Desah ia dalam
hati.
Setiap hari yusuf bangun sebelum fajar
tiba, bahkan sebelum ayam-ayam berkokok nyaring. Ia memang bukan seorang
wanita, namun kegiatannya mencuci pakaian. Mengurus rumah adalah aktifitas
rutinnya sebelum ia berangkatb menuju sekolah. Sekolah yusuf cukup jauh berada
di seberang pulau.
Nek...yusuf berangkat sekolah dulu,
nucap yusuf disaat pagi. Iya nak hati-hati dan jangan lupa baca doa sebelum
melakukan aktifitas, sahut nek ira. Baik nek, assalamualaikum, waalaikumsalam.
Yusuf berangkat menuju sekolah
menggunakan sampan bersama tgeman-temannya. Latar belakang kehidupan yang sama,
keluarga nelayan kecil tidak menyurutkan
dan memupuskan harapan mereka anak makmur jaya yang ingin bersekolah menempuh
gelanggang pendidikan yang tinggi setinggi mimpi mereka. Kebiasaa setiap pagi
sebelumberangkat adalah saling menunggu satu sama lain. Sampan kecil dengan
panjang 1,5 m dan berdiameter 60 cm menjadi kendaraan 12 orang yang akan
bersekolah baik SD, SMP maupun SMA. Seperti yusuf.
Yusuf bersekolah di sma harapan
bangsa, sekolah yang sangat sederhana dan kecil itu adalah tempat yusuf
bernanung menuntut ilmu, guru yang masih sedikit dan sarana yang kurang memadai
adalah fakta dari sebuah nama sekolah harapan bangsa pak mito adalah salah satu
guru yanfg sangat setia memberikan ilmu walau dalam kekurangan.
Teropaan angin laut membawa yusuf
debngan kapalnya bersama perwakilan dinas pendidikan . lama-lama kapalnya pun
tidak tidak terlihat dari tepi pantai. Dan pada akhirnya seorang pemuda desa
yang terpencil dengan keterbatasan hidupnya, maupun membawa 14 pada
cita-citanya untuk melanjutkan gelanggang pendidikan yang tinggi yang selama
ini ia impikan.
0 komentar:
Posting Komentar