Selasa, 18 November 2014

sebuah nama didesa kecil

Di sebuah daerah yang jauh dari bisingnya kota dan ramainya kendaraan. Sebuah desa yang berada dipulau kecil.desa yang sangat sederhana itu hanya berpenduduk sedikit. Kecil, reot dan pengap adalah suasana dan kenyataan rumah-rumah didesa itu. Desa makmur jaya adalah namanya. Ironi mmasyarakat yang tinggal disana jauh dari kata makmur. Bahkan sangat jauh dari kata jaya. Pendidikan masih menjadi sayatanhati bagi siapa yang melihatnya.

Disebuah rumah kecil, hiduplah seorang nenek janda miskin bersama cucunya yang masih sekolah diseberang pulau lain. Nek ira adalah panggilannya, ia mempunyai cucu satu-satunya, sekaligus menjadi teman hidupnya selama ini. Yusuf namanya, yusuf sangat menyayangi neneknya. Bahkan baginya neneknya adalah sosok seorang ibu. Ibu yusuf telah lama meninggal sejak melahirkan yusuf. Sementgara itu ayahnya pergi merantaui ke jakarta  beberapa bulan kemudian semenjak kepergian ibunya dan semenjak itu tidak ada sosok ayah dan ibu untuk yusuf.
Dalam hatinya terkadang ada rasa marah yang membara. Ingin ia memeluk ayahnya namun ia puningin membalas perbuatyan ayahnya yang telah mensia-siakan dirinya. Ayah..mengapa kau tak izinkan aku mengenal sosok dirimu. Mengapa kau memilih untuk meninggalkanku? Desah ia dalam hati.
Setiap hari yusuf bangun sebelum fajar tiba, bahkan sebelum ayam-ayam berkokok nyaring. Ia memang bukan seorang wanita, namun kegiatannya mencuci pakaian. Mengurus rumah adalah aktifitas rutinnya sebelum ia berangkatb menuju sekolah. Sekolah yusuf cukup jauh berada di seberang pulau.
Nek...yusuf berangkat sekolah dulu, nucap yusuf disaat pagi. Iya nak hati-hati dan jangan lupa baca doa sebelum melakukan aktifitas, sahut nek ira. Baik nek, assalamualaikum, waalaikumsalam.
Yusuf berangkat menuju sekolah menggunakan sampan bersama tgeman-temannya. Latar belakang kehidupan yang sama, keluarga nelayan kecil  tidak menyurutkan dan memupuskan harapan mereka anak makmur jaya yang ingin bersekolah menempuh gelanggang pendidikan yang tinggi setinggi mimpi mereka. Kebiasaa setiap pagi sebelumberangkat adalah saling menunggu satu sama lain. Sampan kecil dengan panjang 1,5 m dan berdiameter 60 cm menjadi kendaraan 12 orang yang akan bersekolah baik SD, SMP maupun SMA. Seperti yusuf.
Yusuf bersekolah di sma harapan bangsa, sekolah yang sangat sederhana dan kecil itu adalah tempat yusuf bernanung menuntut ilmu, guru yang masih sedikit dan sarana yang kurang memadai adalah fakta dari sebuah nama sekolah harapan bangsa pak mito adalah salah satu guru yanfg sangat setia memberikan ilmu walau dalam kekurangan.

Teropaan angin laut membawa yusuf debngan kapalnya bersama perwakilan dinas pendidikan . lama-lama kapalnya pun tidak tidak terlihat dari tepi pantai. Dan pada akhirnya seorang pemuda desa yang terpencil dengan keterbatasan hidupnya, maupun membawa 14 pada cita-citanya untuk melanjutkan gelanggang pendidikan yang tinggi yang selama ini ia impikan.

0 komentar:

Posting Komentar